Rabu, 13 Februari 2013

MENGHITUNG BEDA TINGGI MUKA TANAH DENGAN ALAT THEODOLIT (SIPAT DATAR)


MENGHITUNG BEDA TINGGI MUKA TANAH DENGAN
ALAT THEODOLIT (SIPAT DATAR)

A.    Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengukur tanah dengan alat theodolit.
2.      Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi muka tanah dan jarak di antara du titik atau lebih.
3.      Melatih kemampuan mahasiswa untuk mengolah data lapangan dari alat sifat datar untuk gambar profil lapangan.

B.     Alat dan Bahan
A.    Alat
NO.
Nama dan Spesifikasi Alat
Jumlah
1.
Theodolit
1 set
2.
Rol meter / meteran roda
1 set
3.
Rambu / baak
2 set
4.
Payung
1 set
5.
Triput / kaki tiga
1 set

B.     Bahan
NO.
Nama dan Spesifikasi Alat
Jumlah
1.
Alat Tulis / Tabel isian ukur tanah
1 set
2.
Alat hitung / kalkulator
1        buah

C.    Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.      Hari, tanggal               : Kamis, 14 Juni 2012
2.      Waktu                         : 13:00-selesai
3.      Tempat Pelaksanaan    : Depan Kantin Kampus



D.    Dasar Teori
Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan lensa pembalik. Biasanya yang memiliki lensa pembalik adalah theodolite dengan sistem digital. Sinar cahaya masuk melalui line of collimation. Cahaya akan masuk melalui lensa objektif, lalu ke lensa pembalik (jika ada) dan terakhir ke lensa focus.Setelah masuk ke lensa focus, cahaya akan terlihat di mata bersamaan dengandiafragma.
•Berikut adalah contoh beberapa diafragma yang ada pada beberapa theodolite:
Setelah itu baru bisa terbaca batas atas, batas tengah dan batas bawah untuk menentukan jarak atau ketinggian suatu benda yang dilihat dari theodolite.


E.     Prosedur Kerja
1.      Menetukan lokasi lapangan yang akan diukur beda tinggi muka tanah dan jaraknya. Lokasi yang kita ambil adalah beda tinggi antara Gerbang belakang kampus dengan Kantin pojok kiri.
2.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3.      Memasang rambu/baak yang digunakan sebagai standar perhitungan beda tinggi muka tanah.
4.      Mengarahkan pesawat theodolit terhadap baak. Pertama, meletakkan threefoot secara seimbang karena digunakan sebagai landasan pesawat. Kemudian memasang pesawat theodolit, hal yang perlu diperhatikan di sini ialah gelembung pada nivo kotak.
5.      Gelembung tersebut diusahakan berada di tengah lingkaran nivo kotak. Caranya, kita mengubah sekrup penyetel ke kanan dan kiri untuk menengahkan gelembung.
6.      Melihat baak melalui lensa okuler pada pesawat. Jika belum terlihat jelas kita bisa mengotak-atik sekrup diafragma untuk pengaturan cahaya.
7.      Setelah dirasa jelas, kita mengunci pesawat untuk menghindari pergereakan pesawat yang dapat mengubah hasil perhitungan.
8.      Membaca benang atas, tengah, dan bawah pada baak, dan mencatat hasil akhir.
9.      Mengukur beda tinggi muka tanah berdasarkan dua titik (antara gerbang dengan kantin pojok kiri)
10.  Mengukur panjang dari arah threefoot tengah ke titik yang ditentukan. Kemudian merapikan alat yang digunakan.

F.     Hasil Kerja
·         Baak muka (ke arah gerbang)
Ba               : 1400 dm
Bt               : 1270 dm
Bw             : 1100 dm
Jarak          : 28,8m  = 29 m

·         Baak belakang ( ke kantin pojok kiri)
Ba               : 1180 dm
Bb             : 1060 dm
Bt               :  930 dm
Jarak          : 26,56 = 26 m



G.    Menghitung beda tinggi muka tanah
Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menghitung antara data benang bawah , benang atas dan benang tengah Bb + Ba = 2 Bt
Jarak dalam meter = (Ba-Bb)+(Ba-Bb)
                              = (1400-1100)+(1180-930)
                              = (300+250)
                              =550 dm
                              = 55 m
                                         
Titik
Baak Muka
Baak  Belakang
Selisih Ketinggian
Ketinggian
MSL
Jarak dalam meter 100 (Ba-Bb)
Naik(+)
Turun (-)
P1
Ba : 1400
Ba : 1180
-
220

550 dm = 55 m

Bt : 1270
Bt : 1060
-
210


Bb : 1100
Bb : 930
-
170



H.    Kesimpulan

Beda Tinggi    =   Bt Baak belakang – Bt Baak Muka
                        =   1060 – 1270
                        =   -210 mm = -0,21 m
Jadi Beda tinggi antara titik dr gerbang belakang kampus Poltekkes hingga titik kantin pojok kiri adalah -0.21 m dan terjadi PENURUNAN.

 MENGHITUNG BEDA TINGGI MUKA TANAH DENGAN
ALAT THEODOLIT (SIPAT DATAR)

A.    Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengukur tanah dengan alat theodolit.
2.      Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi muka tanah dan jarak di antara du titik atau lebih.
3.      Melatih kemampuan mahasiswa untuk mengolah data lapangan dari alat sifat datar untuk gambar profil lapangan.

B.     Alat dan Bahan
A.    Alat
NO.
Nama dan Spesifikasi Alat
Jumlah
1.
Theodolit
1 set
2.
Rol meter / meteran roda
1 set
3.
Rambu / baak
2 set
4.
Payung
1 set
5.
Triput / kaki tiga
1 set

B.     Bahan
NO.
Nama dan Spesifikasi Alat
Jumlah
1.
Alat Tulis / Tabel isian ukur tanah
1 set
2.
Alat hitung / kalkulator
1        buah

C.    Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.      Hari, tanggal               : Kamis, 14 Juni 2012
2.      Waktu                         : 13:00-selesai
3.      Tempat Pelaksanaan    : Depan Kantin Kampus



D.    Dasar Teori
Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan lensa pembalik. Biasanya yang memiliki lensa pembalik adalah theodolite dengan sistem digital. Sinar cahaya masuk melalui line of collimation. Cahaya akan masuk melalui lensa objektif, lalu ke lensa pembalik (jika ada) dan terakhir ke lensa focus.Setelah masuk ke lensa focus, cahaya akan terlihat di mata bersamaan dengandiafragma.
•Berikut adalah contoh beberapa diafragma yang ada pada beberapa theodolite:
Setelah itu baru bisa terbaca batas atas, batas tengah dan batas bawah untuk menentukan jarak atau ketinggian suatu benda yang dilihat dari theodolite.


E.     Prosedur Kerja
1.      Menetukan lokasi lapangan yang akan diukur beda tinggi muka tanah dan jaraknya. Lokasi yang kita ambil adalah beda tinggi antara Gerbang belakang kampus dengan Kantin pojok kiri.
2.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3.      Memasang rambu/baak yang digunakan sebagai standar perhitungan beda tinggi muka tanah.
4.      Mengarahkan pesawat theodolit terhadap baak. Pertama, meletakkan threefoot secara seimbang karena digunakan sebagai landasan pesawat. Kemudian memasang pesawat theodolit, hal yang perlu diperhatikan di sini ialah gelembung pada nivo kotak.
5.      Gelembung tersebut diusahakan berada di tengah lingkaran nivo kotak. Caranya, kita mengubah sekrup penyetel ke kanan dan kiri untuk menengahkan gelembung.
6.      Melihat baak melalui lensa okuler pada pesawat. Jika belum terlihat jelas kita bisa mengotak-atik sekrup diafragma untuk pengaturan cahaya.
7.      Setelah dirasa jelas, kita mengunci pesawat untuk menghindari pergereakan pesawat yang dapat mengubah hasil perhitungan.
8.      Membaca benang atas, tengah, dan bawah pada baak, dan mencatat hasil akhir.
9.      Mengukur beda tinggi muka tanah berdasarkan dua titik (antara gerbang dengan kantin pojok kiri)
10.  Mengukur panjang dari arah threefoot tengah ke titik yang ditentukan. Kemudian merapikan alat yang digunakan.

F.     Hasil Kerja
·         Baak muka (ke arah gerbang)
Ba               : 1400 dm
Bt               : 1270 dm
Bw             : 1100 dm
Jarak          : 28,8m  = 29 m

·         Baak belakang ( ke kantin pojok kiri)
Ba               : 1180 dm
Bb             : 1060 dm
Bt               :  930 dm
Jarak          : 26,56 = 26 m



G.    Menghitung beda tinggi muka tanah
Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menghitung antara data benang bawah , benang atas dan benang tengah Bb + Ba = 2 Bt
Jarak dalam meter = (Ba-Bb)+(Ba-Bb)
                              = (1400-1100)+(1180-930)
                              = (300+250)
                              =550 dm
                              = 55 m
                                         
Titik
Baak Muka
Baak  Belakang
Selisih Ketinggian
Ketinggian
MSL
Jarak dalam meter 100 (Ba-Bb)
Naik(+)
Turun (-)
P1
Ba : 1400
Ba : 1180
-
220

550 dm = 55 m

Bt : 1270
Bt : 1060
-
210


Bb : 1100
Bb : 930
-
170



H.    Kesimpulan

Beda Tinggi    =   Bt Baak belakang – Bt Baak Muka
                        =   1060 – 1270
                        =   -210 mm = -0,21 m
Jadi Beda tinggi antara titik dr gerbang belakang kampus Poltekkes hingga titik kantin pojok kiri adalah -0.21 m dan terjadi PENURUNAN.


1 komentar: